Minggu, Mei 09, 2010

Security Wireless




Jaringan  komputer  baik  yang  berbasis  kabel  atau  nirkabel(wireless),  merupakan penunjang  bagi  instansi  /  organisasi  dalam  mengembangkan  teknologi  informasi.  Jaringan wireless adalah teknologi pada sistem jaringan komputer yang sangat praktis dan fleksibel untuk menghubungkan  antar  komputer  secara  lokal  maupun  terkoneksi  dengan  internet.  Selain  itu penggunaan  teknologi  ini  akan  memberikan  kemudahan  kepada  setiap  pengguna  komputer (client)  tanpa  harus  memakai  saluran  kabel  untuk  terhubung  dengan  LAN  maupun  Internet selama area tersebut masih dalam jangkauan frekuensi WiFi.
Teknologi wireless merupakan peralatan untuk berkomunikasi  tanpa koneksi  fisik. Pada teknologi wireless  ini menggunakan  transmisi  frekwensi  radio  sebagai alat untuk mengirimkan datanya. Jaringan wireless merupakan jaringan tanpa kabel yang menggunakan  gelombang radio sebagai media transmisi data. Pengelompokkan jaringan wireless berdasarkan jaringannya ada 3 macam,  yaitu  : Wireless Wide  Area  Network (WWAN), WLAN,  dan Wireless  Personal  Area  Network (WPAN).

Keuntungannya
         Wireless lebih nyaman untuk penggunaan piranti mobile.
         User menggunakan banyak koneksi di berbagai tempat.
         Admin  jaringan  lebih  mudah  mengatur  jaringan  (tidak  perlu  pasang  kabel, melubangi tembok,  dll) 
         Sederhananya  kita  bisa  menggunakan  laptop  untuk  koneksi  internet  di  kampus, hotel,rumah makan dengan cukup menyalakan fasilitas wireless.
         Pemeliharaan murah.
         Infrastruktur kecil.
         Pembangunan cepat

Kelemahannya 
         Biaya peralatan mahal
         Delay penmgiriman data yang sangat besar
         Kesulitan karena proragasi radio
         Keamanan data
         kapasitas jaringan karena keterbatasan spektrun

Selain  itu  jaringan  wireless  juga  memiliki  lebih  banyak  kelemahan  dibanding  dengan jaringan  kabel. Secara  umum  kelemahan  jaringan wireless  terdapat  pada  konfigurasi  dan  jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu penyebab kelemahan pada konfigurasi dikarenakan saat ini untuk  membangun  sebuah  jaringan  wireless  cukup  mudah  maka  banyak  vendor  yang memudahkan  pengguna  atau  admin  jaringan  sehingga  sering  ditemukan  wireless  yang  masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Contohnya sering ditemukan wireless yang dipasang pada  jaringan  setting defaultnya  seperti SSID,  IP Address  ,  remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi masih bawaan darri vendor.
WEP  (Wired Equivalent Privacy)  yang menjadi  standart keamanan wireless  sebelumnya, saat  ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai  tools yang  tersedia gratis di  internet. WPA-PSK  dan  LEAP  yang  dianggap menjadi  solusi menggantikan WEP,  saat  ini  juga  sudah dapat dipecahkan dengan metode dictionary attack secara offlin.  

Pengamanan pada jaringan wireless          
Untuk  menghindari  jaringan  wireless  di  hacker  maka  diperlukan  pengamanan  pada  jaringan
wireless, diantaranya adalah :

1.  Memakai Enkripsi.
Enkripsi merupakan ukuran security yang pertama,  tetapi banyak wireless access points (WAP)  tidak  menggunakan  enkripsi  sebagai  defaultnya.  Kenyataannya WAP  telah  memiliki Wired Equivalent Privacy (WEP) protocol, tetapi secara default tidak diaktifkan. WEP memang mempunyai beberapa lubang di securitynya, dan seorang hacker yang berpengalaman pasti dapat membukanya, tetapi itu masih tetap lebih baik daripada tidak ada enkripsi sama sekali. Pastikan untuk men-set metode WEP authentication dengan “shared key” daripada “open system”. Untuk “open  system”,  dia  tidak meng-encrypt  data,  tetapi  hanya melakukan  otentifikasi  client. Ubah WEP key sesering mungkin, dan pakai 128-bit WEP dibandingkan dengan yang 40-bit.
 
2.  Pakai Enkripsi yang Kuat.
Karena kelemahan  kelemahan  yang  ada di WEP, maka dianjurkan untuk menggunakan juga Wi-Fi Protected Access  (WPA). Untuk memakai WPA, WAP harus men-supportnya. Sisi client juga harus dapat men-support WPA tsb.

3.  Ganti Default Password Administrator.
Default  password  tersebut  umumnya  sudah  diketahui  oleh  para  hacker,  yang  nantinya dapat menggunakannya untuk merubah setting di WAP anda. Hal pertama yang harus dilakukan dalam  konfigurasi  WAP  adalah  mengganti  password  default  tsb.  Gunakan  paling  tidak  8 karakter, kombinasi antara huruf dan angka, dan  tidak menggunakan kata kata yang ada dalam kamus.

4.  Mematikan SSID Broadcasting.
Service  Set  Identifier  (SSID)  adalah  nama  dari  wireless  network  kita.  Secara  default, SSID  dari  WAP  akan  di  broadcast.  Hal  ini  akan  membuat  user  mudah  untuk  menemukan network tsb, karena SSID akan muncul dalam daftar available networks yang ada pada wireless client. Jika SSID dimatikan, user harus mengetahui lebih dahulu SSID-nya agak dapat terkoneksi dengan network tsb.

5.  Matikan WAP Saat Tidak Dipakai.
Jika  kita mempunyai user  yang hanya  terkoneksi pada  saat  saat  tertentu  saja,  tidak  ada alasan  untuk  menjalankan  wireless  network  setiap  saat  dan  menyediakan  kesempatan  bagi intruder untuk melaksanakan niat  jahatnya. Kita dapat mematikan access point pada  saat  tidak dipakai.

6.  Ubah default SSID.
Untuk  mencegah  orang  lain  tahu  nama  dari  network  kita,  tetapi  jika masih  memakai default SSID, tidak akan sulit untuk menerka SSID dari network kita.

7.  Memakai MAC Filtering.
Kebanyakan  WAP  (bukan  yang  murah  murah  tentunya)  akan  memperbolehkan  kita memakai  filter media  access  control  (MAC).  Ini  artinya  kita  dapat membuat  “white  list”  dari computer  computer  yang  boleh mengakses wireless  network  kita,  berdasarkan  dari MAC  atau alamat  fisik  yang  ada  di  network  card masing masing  pc. Koneksi  dari MAC  yang  tidak  ada dalam  list akan ditolak. Metode  ini  tidak selamanya aman, karena masih mungkin bagi seorang hacker melakukan sniffing paket yang kita transmit via wireless network dan mendapatkan MAC address yang valid dari salah satu user, dan kemudian menggunakannya untuk melakukan spoof.

8.  Mengisolasi Wireless Network dari LAN.
Untuk  memproteksi  internal  network  kabel  dari  ancaman  yang  datang  dari  wireless network, perlu kiranya dibuat wireless DMZ atau perimeter network yang mengisolasi dari LAN. Artinya adalah memasang firewall antara wireless network dan LAN. Dan untuk wireless client yang  membutuhkan  akses  ke  internal  network,  dia  haruslah  melakukan  otentifikasi  dahulu dengan RAS server atau menggunakan VPN. Hal ini menyediakan extra layer untuk proteksi.

9.  Mengontrol Signal Wireless. 802.11b. 
WAP memancarkan gelombang sampai dengan kira kira 300 feet. Tetapi jarak ini dapat ditambahkan dengan cara mengganti antenna dengan  yang  lebih bagus. Dengan memakai high gain  antena,  kita  bisa  mendapatkan  jarak  yang  lebih  jauh.  Directional  antenna  akan memancarkan  sinyal  ke  arah  tertentu,  dan  pancarannya  tidak melingkar  seperti  yang  terjadi  di antenna omnidirectional yang biasanya  terdapat pada paket WAP  setandard. Selain  itu, dengan memilih antena yang sesuai, kita dapat mengontrol jarak sinyal dan  arahnya untuk melindungi diri dari intruder.

10. Memancarkan Gelombang pada Frequensi yang Berbeda.
Salah  satu  cara  untuk  bersembunyi  dari  hacker  yang  biasanya  memakai  teknologi 802.11b/g  yang  lebih  populer  adalah  dengan memakai  802.11a. Karena  802.11a  bekerja  pada frekwensi  yang  berbeda  (yaitu  di  frekwensi  5 GHz), NIC  yang  di  desain  untuk  bekerja  pada teknologi yang populer tidak akan dapat menangkap sinyal tsb. 


          Banyaknya wireless LAN yang aktif dengan konfigurasi default  akan memudahkan para hacker dapat memanfaatkan jaringan tersebut secara ilegal. Konfigurasi default dari tiap vendor perangkat wireless sebaiknya dirubah settingnya sehingga keamanan akses terhadap wifi tersebut lebih  baik. Keamanan  jaringan  Wireless  dapat  ditingkatkan  dengan  cara  tidak  hanya menggunakan salah satu teknik yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat menggunakan kombinasi beberapa teknik teknik tersebut sehingga keamanan lebih terjamin.  
            Tata  letak  wireless  dan  pengaturan  power/daya  transmit  sebuah  Access  Point  juga  dapat dilakukan  untuk mengurangi     resiko  penyalahgunaan  wireless.  Pastikan  area  yang  dijangkau hanya  area  yang  memang digunakan  oleh  user. Untuk  solusi  kemanan  wireless  dapat menggunakan  protokol  yang  sudah  disediakan  yakni  WPA2  Radius atau  sering  disebut RSN/802.11i.



sumber :  Wireless Security
                           mediatransmisi
                           channel 11
                           kelebihan dan kelemahan jaringan wireless
                  



Rabu, Maret 03, 2010

Pemrogramman Multimedia

1. Textbook, berikan URL lengkap sampai ke file (min.2)

    2. Slide presentasi (.ppt) min.2

      3. Artikel di jurnal atau proseding (min.4)

      4. Contoh Kasus dan Solusi tentang Pemrograman Multimedia

      WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL
      Identifikasi masalah
      Perkembangan teknologi digital serta internet saat ini telah memberi kemudahan untuk melakukan akses serta mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital. Beberapa faktor yang membuat data digital (seperti audio, citra, video dan text) banyak digunakan antara lain :
      •  Mudah diduplikasi dan hasilnya sama dengan aslinya.
      •  Murah untuk penduplikasian dan penyimpanan,
      •  Mudah disimpan dan kemudian untuk diolah atau diproses lebih lanjut,
      •  Serta mudah didistribusikan, baik dengan media disk maupun melalui jaringan seperti internet.
      Kemudahan tersebut akhirnya dapat digunakan  secara “negatif” tanpa memperhatikan aspek hak cipta (Intellectual Property Right). Perlindungan hak cipta terhadap data digital memang sudah menjadi perhatian orang-orang sejak dulu. 

      Solusi
      Banyak cara yang sudah ditempuh untuk memberikan atau melindungi data digital, seperti:  encryption, copy protection, visible marking, header marking, dan sebagainya, tetapi semua cara tersebut memiliki kelemahannya masing-masing. 
      Teknologi  watermarking merupakan suatu solusi didalam melindungi hak cipta kepemilikan terhadap data-data digital, yang akhir-akhir ini dikembangkan para peneliti , yang memiliki sifat-sifat invisibility dan  robustness yang dapat diatur serta data yang ter-watermark dapat diduplikasi seperti layaknya data digital.
      Ide awal teknologi watermarking muncul pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 Tirkel et al mulai menggunakan kata 'watermark' dalam papernya Teknik watermaking yang memiliki parameter-parameter utama fidelity,  robustness  dan  security, merupakan suatu alat yang tampaknya cukup menjanjikan dalam menangani masalah pengkopian secara ilegal atau hak cipta citra digital dengan menanamkan atau menyembunyikan informasi ke dalam suatu data (host).
       Biasanya watermarking dikaitkan dengan masalah robustness dan fidelity, tetapi masih banyak faktor-faktor lainnya yang turut mempengaruhi atau mendukung keberhasilan sistem  watermarking tersebut. Faktor-faktor tersebut sangat berkaitan satu dengan yang lainnya dalam menentukan aplikasi sistem  watermarking tersebut. Sebuah aplikasi memiliki faktor-faktor persyaratan yang tentunya berbeda dengan aplikasi yang lain. Jadi satu cara penilaian terhadap suatu aplikasi  watermarking  belum tentu cocok untuk aplikasi yang berbeda. 

      Sumber :

      DAFTAR PUSTAKA 
      1. Suhono H. Supangkat, Kuspriyanto dan Juanda, “Watermarking sebagai Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta pada Data Digital”, Majalah Teknik Elektro, Vol. 6, No. 3, 2000.
      2. Ingemar J. Cox, Matt L. Miller and Jeffery A. Bloom, “Watermarking applications and their properties”, Int. Conf. On Information Technology’2000, Las Vegas, 2000.


      Rabu, Februari 24, 2010

      PEMROGRAMMAN PYTHON

      Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan awal pemrograman dengan bahasa Python. Silakan merujuk pada dokumentasi-dokumentasi tentang Python, yang bisa didapatkan dari situs resmi Python di www.python.org jika ingin mendapatkan dokumentasi lengkap.

      Sejarah Singkat 
      Pada awalnya kita akan beranggapan bahwa penamaan bahasa pemrograman ini didasarkan pada binatang melata, anggapan tersebut salah. Penamaan bahasa pemrograman ini berdasarkan pembuatnya ketika dia menonton acara komedi di televisi di BBC yang bernama Monty Python’s Flying Circus. Pembuat bahasa pemrograman ini adalah Guido van Rossum dari Amsterdam, Belanda. Pada awalnya, motivasi pembuatan bahasa pemrograman ini adalah untuk bahasa skrip tingkat tinggi pada sistem operasi terdistribusi Amoeba.
      Bahasa pemrograman ini menjadi umum digunakan untuk kalangan engineer seluruh dunia dalam pembuatan perangkat lunaknya, bahkan beberapa perusahaan menggunakan python sebagai pembuat perangkat lunak komersial.

      Sejak muncul tahun 1991 di domain public, bahasa pemrograman ini berkembang dengan dukungan komunitas pengguna dan pengembangnya, seperti Python Software Activity, internet newsgroup comp.lang.python, dan organisasi informal lainnya.

      Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI (antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya. Python dapat digunakan dalam beberapa sistem operasi, seperti kebanyakan sistem UNIX, PCs (DOS, Windows, OS/2), Macintosh, dan lainnya. Pada kebanyakan sistem operasi linux, bahasa pemrograman ini menjadi standarisasi untuk disertakan dalam paket distribusinya.

      Memulai Python

      Menggunakan Mode Interaktif

      Anda dapat bekerja dengan Python secara interaktif dengan interpreter Python. Dalam mode interaktif kita dapat bekerja seperti saat kita bekerja dalam prompt sistem operasi. Interpreter Python bisa Anda aktifkan dengan memberi perintah pada prompt sistem operasi:
      $ python 
      Interpreter Python akan menampilkan
      Python 1.5.2 (#1, Feb 1 2000, 16:32:16) [GCC egcs-2.91.66 19990314
      +/Linux (egcs-on linux-i386
      Copyright 1991-1995 Stichting Mathematisch Centrum, Amsterdam
      >>>
      Tiga tanda lebih besar (>>>) adalah prompt utama Python. Untuk perintah yang masih berlanjut Python akan memberikan respon dengan tanda tiga titik (...).
      >>> if 1:
      ...
      Untuk keluar dari prompt Python menuju prompt sistem operasi Anda bisa menekan tombol yang menghasilkan karakter akhir file, Ctrl-Z (di DOS/Windows) atau Ctrl-D (di Unix).
      Mode interaktif sangat bermanfaat untuk mencoba perintah-perintah Python sebelum membuat skrip. Dalam tulisan ini kita akan lebih banyak bekerja menggunakan skrip.

      Menggunakan Skrip

      Kalau Anda memakai mode interaktif saat membuat program, Anda tidak bisa menyimpannya ke dalam media penyimpanan. Untuk mengatasi ini Anda bisa membuat skrip dengan editor teks yang menghasilkan teks murni, misalnya Notepad atau vi. Aktifkan editor teks Anda dan ketikkan baris-baris perintah ini:
      #! /usr/bin/python
      print "Belajar Python..."
      # akhir file
      Beri nama skrip ini belajar.py. Skrip ini hanya akan mencetak string Belajar Python... ke layar. Untuk menjalankan skrip ini kita hanya perlu mengetikkan:
      $ python belajar.py
      pada prompt sistem operasi.

      Baris pertama adalah khas untuk lingkungan Unix/Linux, yaitu diberikan jika skrip ini ingin dijalankan tanpa mengetikkan interpreter yang akan menerjemahkan skrip yang bersangkutan, tentu saja setelah mengubah hak akses dari skrip tersebut menjadi executable. Baris ini tidak akan berpengaruh di sistem operasi Windows. Di contoh-contoh skrip selanjutnya baris pertama akan dihapuskan untuk menghemat tempat.

      Baris kedua berfungsi untuk mencetak string yang diapit tanda petik.

      Baris ketiga adalah keterangan, atau komentar, yang tidak akan mempengaruhi jalannya program. Keterangan selalu diawali dengan tanda #. Jika interpreter menemukan tanda ini maka mulai tanda ini sampai akhir baris akan dianggap sebagai keterangan.

      Variabel
      Variabel merupakan simbol yang mewakili nilai tertentu. Pembuatan variabel dalam python sangat sederhana. Berikut adalah ketentuan mengenai variabel dalam pyton : 

      • Variabel tidak perlu dideklarasikan mempunyai tipe data tertentu
      • Jenis data dalam variabel dapat berubah-ubah
      • Penulisan variabel harus diawali dengan huruf, dan untuk karakter selanjutnya bisa berupa huruf atau angka
      • Penulisan variabel tidak boleh dipisah oleh
      • Untuk variabel yang terdiri dari 2 suku kata, dapat dipisah dengan simbol underscore ( _ )
      Statemen yang  tidak   boleh  dijadikan    nama   variabel :
      Operator
      Operator matematik berfungsi dengan normal di Python seperti dalam bahasa pemrograman yang lain. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan.
      • Operasi pengisian beberapa variabel dengan nilai yang sama dapat dilakukan sekali jalan.
      • Tanda () dipakai untuk mengelompokkan operasi yang harus dilakukan terlebih dahulu.
      • Pembagian bilangan integer dengan bilangan integer akan dibulatkan ke bawah.
      • Bilangan integer akan dikonversikan menjadi bilangan floating point dalam operasi yang melibatkan bilangan integer dan bilangan floating point.
      • Kita tidak dapat mengkonversikan bilangan kompleks ke bilangan real (floating point atau integer); hanya bilangan mutlaknya yang bisa kita dapatkan.

      Operator Aritmatika







      Operator Perbandingan








      Operator Penugasan













      Bilangan

      Python mengenal beberapa jenis bilangan yaitu bilangan bulat (integer), bilangan pecahan (floating point), dan bilangan kompleks. Bilangan kompleks bisa dituliskan dengan format (real+imajinerj) atau menggunakan fungsi complex(real, imajiner).
      Variabel_integer = 10
      Variabel_floating = 24.5
      variabel_kompleks = 3+4j
      print variabel_integer
      print variabel_floating
      print variabel_kompleks
       
      String

      Selain angka, python juga mampu melakukan manipulasi string, yang dapat di ekspresikan dengan beberapa cara. Penulisan nilai string pada python menggunakan tanda petik satu ( ' ) atau tanda petik dua ( “ ).
       
               List

      List sering disebut juga array pada bahasa pemrograman lain. List adalah jenis data campuran yang bisa memiliki komponen penyusun yang berbeda-beda. Sebuah list dapat dibuat dengan menggunakan tanda kurung siku [ ]. Anggota list didaftar dalam kurung siku tersebut dan masing-masing dipisahkan oleh tanda koma. Sifat-sifat list bisa didaftar seperti ini:
      • Komponen penyusunnya bisa diganti.
      • Komponen penyusunya dapat dibaca dan dimanipulasi secara langsung.
      • Komponen penyusunnya bisa ditambah.
      • Komponen penyusunnya dapat diambil dengan menunjukkan indeksnya atau dengan notasi slice.
      • Komponen penyusun sebuah list dapat juga berupa list yang lain.

                  Dictionary

      Berbeda dengan list yang memakai indeks angka untuk merujuk pada isi variabel, dictionary memakai key untuk merujuk pada isi variabelnya. Sifat kedua jenis data ini hanya berbeda dalam beberapa hal saja.  Untuk mendeklarasikan sebuah dictionary, Python memakai tanda { }.

        
      Contoh Program
      print '10 / 3 =',10 / 3
      print '10 / 3.5 =',10 / 3.5
      print '8 * 12.4 =',8 * 12.4
      print 'abs(1+9j) =',abs(1+9j)
       
      String
      print 'karakter escape diperlukan jika ingin mencetak dibaris\n baru'


      List
      x = [1,2, 'tiga', 'empat']
      print x

      x[1] = x[1] + 2
      print x

      x[1] = 'dua'
      print x

      x = x + ['tambahan', 1]
      print x

      print 'x[2] =',x[2]
      print 'x[1:4] =',x[1:4]

      y = ['Salman', 'AS']
      x[0] = y
      print x


      Dictionary
      d  = {'nama':'Salman AS', 'nilai':3}
      print d

      nama_detail = {'depan':'Salman','tengah':'Agus','belakang':'Supriadi'}
      print nama_detail

      d['nama'] = nama_detail
      print d

      print d['nama']['depan']

      nilai_detail = [3,4,2]
      d['nilai'] = nilai_detail
      print d

      Senin, November 09, 2009

      Past Perfect

      Past perfect tense digunakan untuk menyatakan kejadian yang telah terjadi sebelum terjadinya peristiwa atau kegiatan lain di waktu lampau.
       

      Pola kalimat past perfect tense.
       

      Pola I
      (+) S + had + V3
      (-) S + had + not + V3
      (?) Had + S + V3

      Pola II
      (+) S + had + been + Adj/Adv/N
      (-) S + had + not + been + Adj/Adv/N
      (?) Had + S + been + Adj/Adv/N

      Contoh kalimat pola I:
      They had gone to bed by ten o’clock.
      I had not eaten when she came.
      Had the cat killed the parrot?

      Contoh kalimat pola II:
      She had been to the supermarket by nine o’clock.
      They had not been here when he came.
      Had she been happy after his father came?


      Catatan
      Pada saat berbicara menggunakan pola kalimat past perfect tense, subjek dan kata kerja bantu sering dijadikan satu dengan cara disingkat (‘d contraction).
      They’d gone to bed by ten o’clock.

      Bentuk singkatan ‘d juga dipakai untuk kata kerja bantu would. Contoh, we’d dapat berarti we had atau we would. Tetapi verba utamanya berbeda bentuk, misalnya:
      We had arrived (past participle)
      We would arrive (base)

       
      Perhatikan konteksnya dalam kalimat untuk membedakannya.



      Past Perfect Tense mirip dengan Present Perfect Tense hanya saja beda di waktunya saja. Penekannya pada PERFECT-nya itu, usainya itu. Agar lebih jelas saya ulang sedikit tentang Present Perfect Tense dulu ya.PRESENT Perfect Tense mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang SELESAI (sempurna, perfect) saat ini, contohnya: She has just gone (Dia baru saja pergi).

      Nah PAST Perfect Tense adalah bentuk lampau (Past) dari Present Perfect Tense itu, makanya disebut Past Perfect Tense, sama-sama Perfectnya! Jelas ya? Kalau Present Perfect Tense menggunakan rumus S + Have/has + V3 maka Past Perfect Tense menggunakan bentuk lampau dari Has/has yaitu “HAD”.

      Rumus Past Perfect Tense
      Positif: S + had + V3
      Negatif: S + had + not + V3
      Tanya: Had + S + V3
      


      Past Perfect Tense sering digunakan dengan menggunakan kalimat lain yang berbentuk lampau (Past Tense) yang dihubungan dengan kata sambung seperti When (ketika), After (setelah) untuk menekankan bahwa Perfectnya (Sudahnya) itu adalah di masa lampau.

      Tenses Past Perfect Tense ini jarang loh digunakan, tetapi tentu saja ada baiknya Anda memahinya dengan seksama. Jangan dianggap enteng!, suatu saat Anda akan perlu menggunakannya, hehe..

      Contoh kejadiannya seperti ini:
      “Kemarin Dia berangkat ke rumahku pagi-pagi bener, tetapi waktu ia sampai eh saya SUDAH pergi”. Tuh, lihatlah SUDAH perginya itu kan Perfect. Anda ingat pelajaran tentang Present Perfect Tense bahwa SUDAH itu adalah ciri-cirinya. Hanya saja SUDAH nya itu adalah kemarin (lampau). Itulah mengapa dalam kejadian ini kita menggunakan Past Perfect Tense.

      Contoh kalimatnya:
      -I had gone When He arrived at my home
      “I had gone” adalah Past Perfect Tense, dengan subjectnya adalah I. Lihat ada “had” nya, dan kata kerja bentuk ketiganya (V3) adalah gone. Sesuai rumusnya S + had + V3. Kalimat pembandingnya adalah bentuk past tense: “When He arrived at my home”.

      Contoh kalimat lainnya:
      I had written 3 articles when you visited my blog for the first time.
      Jadi Past Perfect Tense adalah tentang “Sudah, masa lalu”. Present Perfect Tense tentang “Sudah, kini”. Rumusnya mirip, karena sama-sama Perfect. Setiap Perfect pasti pakai kata kerja bentuk ke-3 baik itu pada Kata Kerja utamanya atau pada kata kerja bantu-nya.

      Contoh kalimat lain dalam Past Perfect Tense:
      -I had studied hard but I didn’t make good result in the exam.
      -You had told me twice before I understood.
      -Coba buat kalimat Anda paling tidak 3 biji, ayoo..

      Past Perfect Tense Dalam Kalimat Negatif

      Gampang saja, tinggal tambah NO setelah HAD. Contoh berikut telah disederhanakan:
      -I had not studied hard, so I didn’t make good result
      -You had not told me that, that’s why I didn’t understand
      Perhatikan kalimat past tense di belakangnya sengaja saya ubah agar mengandung arti yang masuk akal saja. Jika tidak diganti kan menjadi aneh itu kalimat. Betul?

      Past Perfect Tense Dalam Kalimat Tanya

      Tinggal dibalik, Had nya di depan.
      Rumusnya kan: Had + S + V3
      -Had You studied hard bla bla bla?
      -Had You told me …?
      -Silahkan buat sendiri contoh Anda.

      MULTIPLEXING

      Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.


      Tujuan Muliplexing
      - meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.

      Jenis Teknik Multiplexing
      Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :
      a. Time Division Multiplexing (TDM) : - Synchronous TDM
                                                                - Asynchronous TDM
      b. Frequency Division Multiplexing (FDM)
      c. Code Division Multiplexing (CDM)
      d. Wavelength Division Multiplexing (WDM)
      e. Optical code Division Multiplexing (ODM)



      Time Division Multiplexing (TDM)
      Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).

      TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun. Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM. Teknik TDM terdiri atas :

      Synchronous TDM
      Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan teknik Synchronous TDM dijelaskan secara skematik pada gambar


      Gambar Synchronous TDM

      Cara kerja Synchronous TDM dijelaskan dengan ilustrasi dibawah ini


      Gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line

      Asynchronous TDM
      Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat  sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas
      pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.

      Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada Asynchronous TDM.
      Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM.

      Gambar Frame pada Asysnchronous TDM

      Frequency Division Multiplexing (FDM)

      Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM adalah sbb:

      First-generation: Analog cellular systems (450-900 MHz)

      • Frequency shift keying for signaling
      • FDMA for spectrum sharing
      • NMT (Europe), AMPS (US)
       Second-generation: Digital cellular systems (900, 1800 MHz)

      • TDMA/CDMA for spectrum sharing
      • Circuit switching
      • GSM (Europe), IS-136 (US), PDC (Japan)
       2.5G: Packet switching extensions

      • Digital: GSM to GPRS
      • Analog: AMPS to CDPD
       3G:

      • High speed, data and Internet services
      • IMT-2000

      Gambar Pemakaian Frekwensi pada GSM

      FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki. Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital). Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat). Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.


      Gambar Frequency Division Multiplexing

      Pengalokasian kanal (channel) ke pasangan entitas yang berkomunikasi diilustrasikan pada gambar dibawah ini :

      Gambar Contoh penerapan FDM dengan 4 pengguna

      Code Division Multiplexing (CDM)

      Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :
      1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang disebut chip spreading code.

      2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.

      3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.

      4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.

      5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
      selanjutnya :
      - jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
      - jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

      Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8 bit (8-chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :

      a. Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :

         - kode untuk A : 10111001
         - kode untuk B : 01101110
         - kode untuk C : 11001101

      b. Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0 dan pengguna C mengirim bit 1. Maka pada saluran transmisi akan dikirimkan kode berikut :

        - A mengirim bit 1 : 10111001 atau + - + + + - - +
        - B mengirim bit 0 : 10010001 atau + - - + - - - +
        - C mengirim bit 1 : 11001101 atau + + - - + + - +
        - hasil penjumlahan (sum) = +3,-1,-1,+1,+1,-1,-3,+3

      c. Pasangan dari A akan menginterpretasi kode yang diterima dengan cara :

         - Sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3
         - Kode milik A : +1 –1 +1 +1 +1 -1 –1 +1
         - Hasil perkalian (product) : +3 +1 –1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12
         Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai +8.

      d. Pasangan dari pengguna B akan melakukan interpretasi sebagai berikut :

         - sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3
         - kode milik B : –1 +1 +1 –1 +1 +1 +1 –1
         - jumlah hasil perkalian : –3 –1 –1 –1 +1 –1 –3 –3 = -12
        berarti bit yang diterima adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai –8.



      Wavelength Division Multiplexing (WDM).
      Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat  optik (optical fiber) dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar. Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang
      berbeda ditransmisikan secara simultan melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).



      Gambar Wavelength Division Multiplexing


      Optical code Division Multiplexing.
      Prinsip yang digunakan pada ODM serupa dengan CDM, hanya dalam hal ini yang dikode adalah berupa sinyal analog (sinar) dengan pola tertentu. Sejumlah berkas sinar dengan pola sinyal berbeda ditransmisikan melalui serat optik dengan menggunakan prinsip TDM (berupa temporal-spectral signal structure). Di sisi penerima setiap berkas sinar tersebut akan diinterpretasi untuk setiap pasangan pengguna untuk memperoleh kembali data yang dikode tersebut dengan cara mengenali terlebih dahulu pola sinyal yang digunakan.